Secara umum Pantai Barat dan pulau Sumatera relatif memiliki magnitude gempa yang kecil, dan menurut sejarah rekaman gempa, pada daerah tersebut pernah terjadi beberapa gempa dengan magnitude besar. Banyak ahli percaya bahwa gempa besar akan menghantam daerah ini lagi. Didasarkan pada kondisi tanah, air tanah, topografi, dan kondisi struktur bangunannya, daerah ini menjadi salah satu daerah yang sangat rawan bencana.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Penulis dengan masyarakat pasca gempa, banyak fasilitas yang rusak terutama rumah masyarakat. Dilihat dari kondisi rusaknya, umumnya dikarenakan ketidaksesuaian dengan kaidah dan ketentuan teknis bangunan tahan gempa, seperti sambungan antara pondasi dan sloof, dinding dengan tiang, tiang dengan ring balok. Kerusakan yang sama terdapat hampir merata di tiap rumah yang rusak. Pada umumnya kerusakan bangunan disebabkan oleh mutu pekerjaan yang dan mutu material yang rendah.
Banyaknya fasilitas yang rusak karena tidak sesuai dengan kaidah dan ketentuan teknis bangunan tahan gempa, merupakan alasan utama Penulis mengadakan pengabdian ke masyarakat di Desa Sikaladi, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar yang mengalami banyak kerusakan rumah akibat gempa pada 2007. Semoga pengetahuan ini juga dapat diterapkan untuk daerah yang mengalami kerusakan akibat gempa pada 30 September 2009.
Pembahasan
Pondasi yang kuat berada di atas tanah yang stabil dengan kedalaman pondasi dari permukaan tanah minimal 60 cm, lebar bagian bawah pondasi minimal 60 cm, lebar bagian atas minimal 30 cm dan konstruksi pondasi tersebut dibuat solid dan menerus. Dasar pondasi batu kali adalah lapisan pasir yang padat & diletakkan di atas tanah keras. Sloof diangker pada setiap jarak 60-150 cm dengan kedalaman 40 kali diameter besi tulangan, sehingga struktur menjadi kokoh. Di bawah pondasi diberi lapisan pasir dengan ketebalan minimal 5 cm. Sambungan tulangan harus dibuat sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan atau diizinkan pada gambar rencana, atau dalam persyaratan teknis, atau sesuai dengan persetujuan Perencanaan Struktur.
Pada pertemuan komponen-komponen rangka utama (misalnya pertemuan balok dan kolom), sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan pengikat yang baik. Pengikat pada pertemuan tersebut dapat berupa beton eksternal atau sengkang pengikat tertutup internal, spiral atau sengkang.
Dalam pembuatan model rumah tahan gempa, bangunan diskalakan 1: 10 yang mencakup: hubungan pondasi batu kali dengan sloof, detail struktur atas, hubungan kolom dan dinding, dan hubungan kolom dan balok. Hubungan pondasi batu kali dengan sloof memperlihatkan bentuk pondasi dan hubungannya dengan sloof, selain itu juga memperlihatkan dimensi penampang minimum suatu pondasi batu kali untuk rumah tinggal, seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan Pondasi dan Sloof
Sebelum pemasangan sloof, besi ditanam terlebih dulu guna memperkokoh antara pondasi dan sloof. Detail struktur atas memperlihatkan bentuk hubungan pondasi – sloof dan kolom, sehingga bangunan yang dibuat itu kokoh dan kaku, seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan Pondasi-Sloof dan Kolom
Hubungan kolom dan dinding memperlihatkan bagaimana hubungan antara kolom dengan dinding sehingga akan memperkuat posisi dinding, seperti terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungangan Kolom Dengan Dinding
Hubungan kolom dan balok memperlihatkan bagaimana hubungan antara kolom dan balok sehingga jika terjadi gempa maka antara kolom dan balok tidak lepas, seperti terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan Kolom Dengan Balok
Hasil yang didapat setelah dilakukan pembuatan model ini adalah bentuk permodelan bangunan yang tahan terhadap gempa berdasarkan kaidah dan ketentuan teknis rumah tahan gempa.
Sumber: ZULFIKRI’s Webblog_files
Sebelum permodelan tesebut diserahkan, perlu dilakukan penyuluhan terhadap para tukang dan masyarakat lainnya. Jika Anda butuh penjelasan lebih lanjut bisa menghubungi Penulis ke: 085263195857. ***
Catatan:
Program Penerapan Ipteks di Desa Sikaladi, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar dibiayai dengan Dana DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2009
0 komentar:
Posting Komentar