SMK Duafa adalah sekolah kejuruan yang hanya manampung anak-anak kurang mampu. Sekolah inipun tidak memungut biaya dari siswanya. Sekolah ini berdiri pada tanggal pada 16 Juli 1997. Diusianya yang genap 12 tahun, eksistensi sekolah ini mulai di perhitungkan. Sejauh ini SMK Duafa telah berhasil menamatkan 2263 siswa, 80 persen diantaranya sudah bekerja di Kepolisian, TNI, PNS dan Swasta.
Diusianya yang telah lebih dari sepuluh tahun itu, sekolah ini masih mendapatkan perhatian yang selayaknya dari pemerintah. Kebijakan pemerintah provinsi maupun kota dianggap telah mengecewakan pengelola dan siswa sekolah ini. Mereka merasa dianaktirikan karena diberlakukan tidak sejajar dengan sekolah sejenisnya.“Kapan SMK Duafa akan hidup sejajar dengan SMK negeri lainnya? Padahal UUD 1945 pasal 34 menjamin masa depan bagi anak – anak duafa untuk mendapatkan pendidikan. Kami para relawan isyafat kecewa berat kepada pemerintah provinsi dan kota yang selalu menabur janji,” ungkap Drs. IBRAHIM, M.M. Dosen Fakultas Teknik UNP Padang yang juga pendiri SMK Duafa Padang ini memendam kekecewaan yang berat terhadap kebijakan pemerintah.
Kekecewaan Ibrahim ditujukan pada Gamawan Fawzi, Mendagri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua yang pernah menjabat Gubernur Sumatera Barat ini. “Pak Gubernur (Gamawan Fawzi_red) sudah pergi tapi harta SMK Duafa masih terkurung 5 tahun di gudang pemprov Sumbar. Walaupun di dunia belum dikembalikan kami yakin nanti di depan Allah SWT pasti akan di kembalikan”, ujarnya.
Perlakuan kurang adil bukan hanya diterima pihak sekolah. Setahun lalu, seorang siswa SMK Duafa ini pernah menjuarai Lomba Kompetensi Siswa ( LKS ). Saat itu, siswa ini dijanjikan akan mendapatkan pelatihan gratis, sebagai persiapan menjelang LKS tingkat provinsi. Selain tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan, siswa malah disarankan tidak usah melanjutkan ketingkat provinsi. “Masih ingat dalam ingatan saya kejadian satu tahun yang lewat, siswa saya juara satu LKS ( Lomba Kompetensi siswa ) se kota Padang. Siswa ini dijanjikan mendapat pelatihan gratis sebagai persiapan LKS tingkat provinsi. Tapi sampai satu minggu menjelang LKS Provinsi, tanda – tanda akan diberi pelatihan belum juga ada,” terang Desi Fatmwati,Spd, kepala SMK Duafa.
Seminggu menjelang LKS Provinsi, kepala sekolah ini dihubungi kepala SMK 3 untuk mengikuti rapat guna menghadapi LKS terserbut. Saat bertemu dengan Kepala Sekolah SMK itu, Desi disarankan menghubungi Bambang, Kabid Pendidikan Diknas Kota Padang. Setelah bertemu keluhan ini disampaikan pada Kabid tersebut. Dan Desi pun menyampaikan keluhannya. Kabid merekomendasikan Desi menemui kepala Work shop jurusan listrik BLPT Sumbar, Bakhril. “Saya sampaikan sama pak Bakhril bahwa saya disuruh pak Bambang menemui beliau, dengan tujuan supaya siswa saya bisa di beri pelatihan dengan jaminan Diknas kota,” terang Desi. Namun Bakhril meminta uang sebesar 750 ribu rupiah.
Permintaan kepala BLPT itu diadukan ke Bambang. Setelah mendengar aduan kepala sekolah SMK Duafa ini, Kabid malah menyarankan agar Siswa Duafa ini tidak usah mengikuti LKS tingkat provinsi. Bambang malah meminta SMK Duafa agar menangguhkan niat mereka. Padahal, siswa tersebut mewakili kota Padang ditingkat provinsi. “Tidak usahlah siswa ibu ikut pelatihan di sana, tidak menang pun tidak apa – apa,” ungkapnya. Desi merasa sangat kecewa dengan jawaban Kabid Pendidikan kota Padang. “Sungguh saya sangat kecewa sekali dengan jawaban pak Bambang, padahal yang kita bawa ini nama kota Padang, bukan nama sekolah SMK DHUAFA.
Ramlianto ingin menjadi SDM yang berkualitas
Ramlianto adalah siswa SMK yang berhasil menyabet predikat pertama pada LKS tingkat kota Padang. Saat diwawancarai Mediasi, murid kelas dua jurusan Listrik ini menyampaikan keluh dan impiannya . Ternyata, Ramli seorang anak yatim piatu. Sejak berusia enam tahun anak ini tidak pernah merasakan bahagianya mempunyai seorang bapak.
Kepada Mediasi, anak ini menyampaikan keinginannya. “Saya berkeinginan sarana dan prasana pendidkan di sekolah saya memadai, agar saya dapat dengan baik. Saya ingin menjadi SDM ( sumber daya manusia) yang berkualitas dan dapat menjadi manusia yang berguna bagi orang lain,” ungkap Anto .
SMK Duafa Terima Bantuan G 30 S
SMK Duafa salah satu sekolah yang tertimpa G 30 S ( Gempa 30 September ) 2009. Sekarang, sekolah ini membutuhkan beberapa kursi, meja, papan tulis dan 5 unit computer. Rinciannya sebagai berikut ; Kursi mahasiswa 160 buah, Meja guru 6 buah, Papan tulis 6 lembar dan 5 unit komputer .
Sekolah ini juga telah menerima bantuan dana dan tenda. Adapun jumlah dana yang diterima dalam bentuk uang adalah 16 juta rupiah. Berikutnnya, bantuan berupa tenda diperoleh dari Saudagar Muda Minang dan SMA 1 Padang.
0 komentar:
Posting Komentar